Baca Juga
Bahkan setelah dia berkali-kali menghancurkan hati saya, saya masih menyayangi suami saya.
-oOo-
6 November 2014 kemarin adalah usia pernikahan kami yang ke-10 tahun. Kami telah dikaruniai sepasang anak yang lucu-lucu dan usaha keluarga kecil-kecilan yang dicita-citakan suami sedari dulu. Di usia pernikahan kami yang ke-8 suami selalu mengeluh dengan keadaan kami yang tak kunjung membaik, dan yang paling dia idamkan adalah sebuah rumah. Saya tidak bisa membantu, hanya membantu doa karena saya hanya seorang guru honorer. Di tahun pernikahan kami ke-9 Alhamdulillah cita-cita kami sedikit demi sedikit terwujud yaitu sebuah rumah. Sampai akhirnya suami meminta saya untuk berhenti mengajar dan fokus terhadap anak-anak. Saya menurutinya dan benar-benar fokus terhadap anak-anak dan suami.
Keuangan Keluarga Membaik, Suami Tergoda Wanita Lain
Pekerjaan suami semakin membaik, ekonomi kami semakin meningkat, namun di sinilah awal ketidak harmonisan keluarga kami. Suami dipindah kerja ke luar kota, yang membuatnya bekerja dengan kepulangan hanya sebulan sekali. Awalnya semua masih terlihat baik-baik, sampai suami terlihat berubah. Dari segi dandanan pakaian dia berubah, juga handphone yang dulu selalu tergeletak jadi selalu dalam genggaman walaupun tidur. Saya istrinya yang sangat tahu perilaku suami mulai merasakan ada hal-hal yang berbeda. Suami sudah jarang mau tidur satu kasur dengan saya, tapi saya tangkis semua dugaan, karena saya percaya pada suami saya.
Hingga suatu saat pada tanggal 16 April saya dikejutkan dengan sebuah SMS dari seseorang yang bernada mesra terhadap suami saya. Ketika saya balas dengan berpura-pura menjadi suami saya, ternyata dia seorang perempuan di tempat suami saya bekerja dan telah mempunyai hubungan selama 4 bulan. Hancur hati saya, remuk tak berdaya seakan dunia kiamat. Suami yang saya bangga-banggakan kesetiaannya ternyata melakukan itu di belakang saya.
Suami saya mengaku sebagai duda anak 1 kepada wanita itu. Setelah semua terbongkar, saya tak bisa marah terhadap suami saya, karena saya benar-benar tunduk dan takut pada suami. Tapi dengan segenap keberanian, saya meminta kepada suami untuk memilih saya atau perempuan itu. Pada akhirnya suami tetap memilih saya dan anak-anak saya lalu meninggalkan wanita itu. Akan tetapi saya menjadi orang yang sensitive dan mempunyai kecurigaan berlebihan terhadap suami saya.
Pekerjaan suami semakin membaik, ekonomi kami semakin meningkat, namun di sinilah awal ketidak harmonisan keluarga kami. Suami dipindah kerja ke luar kota, yang membuatnya bekerja dengan kepulangan hanya sebulan sekali. Awalnya semua masih terlihat baik-baik, sampai suami terlihat berubah. Dari segi dandanan pakaian dia berubah, juga handphone yang dulu selalu tergeletak jadi selalu dalam genggaman walaupun tidur. Saya istrinya yang sangat tahu perilaku suami mulai merasakan ada hal-hal yang berbeda. Suami sudah jarang mau tidur satu kasur dengan saya, tapi saya tangkis semua dugaan, karena saya percaya pada suami saya.
Hingga suatu saat pada tanggal 16 April saya dikejutkan dengan sebuah SMS dari seseorang yang bernada mesra terhadap suami saya. Ketika saya balas dengan berpura-pura menjadi suami saya, ternyata dia seorang perempuan di tempat suami saya bekerja dan telah mempunyai hubungan selama 4 bulan. Hancur hati saya, remuk tak berdaya seakan dunia kiamat. Suami yang saya bangga-banggakan kesetiaannya ternyata melakukan itu di belakang saya.
Suami saya mengaku sebagai duda anak 1 kepada wanita itu. Setelah semua terbongkar, saya tak bisa marah terhadap suami saya, karena saya benar-benar tunduk dan takut pada suami. Tapi dengan segenap keberanian, saya meminta kepada suami untuk memilih saya atau perempuan itu. Pada akhirnya suami tetap memilih saya dan anak-anak saya lalu meninggalkan wanita itu. Akan tetapi saya menjadi orang yang sensitive dan mempunyai kecurigaan berlebihan terhadap suami saya.
Suami Menjadi Kasar dan Tidak Peduli Keluarga
Setelah kejadian itu suami berubah benar-benar menjadi suami yang sangat baik dan mengerti keadaan saya, lebih perhatian. Saya anggap itu hikmah dari sebuah kejadian. Kami meneruskan kehidupan kami dengan satu-satu mencapai cita-cita. Selang setahun dari kejadian itu, suami mulai berubah lagi, suami yang dulu penyayang, perhatian terhadap saya dan anak-anak seperti sudah tidak peduli. Dia lebih dekat dengan teman-teman sekerjanya.
Dia mulai berani membawa minuman keras ke rumah, mulai kasar dan membentak. Kalaupun dia berada di tempat kerja, yang tadinya sehari bisa menelpon sampai 5 atau 6 kali, sekarang jangankan menelpon, SMS pun sudah tak pernah. Bahkan sulit sekali dihubungi. Ketika waktu pulang suami seperti enggan dan jijik melihat saya. Saya berusaha agar suami mau melihat saya, tapi semua sia-sia, suami benar-benar berubah, saya hampir tidak mengenali suami saya yang dulu.
Saya sangat rindu masa-masa sulit dulu, saat dia merangkul dan mencium saya. Bahkan dia selalu memeluk seraya memberi asa dan harapan untuk menggapai cita-cita rumah tangga kami. Suami yang dulu pemalu, bukan dia lagi. Saya masih menangkis kecurigaan saya, sampai suatu ketika pada bulan Mei semua terbongkar. Suami mempunyai hubungan dengan pelayan cafe karaoke tempat minum-minum dan telah berhubungan jauh. Setiap minggu selalu menginap di vila. Hancur hati saya, remuk, saya meminta dia meninggalkan saya dan anak-anak saya.
Peristiwa ini terjadi pada awal Ramadan tahun ini, di mana pernikahan kami selangkah lagi menuju 11 tahun. Saya tidak mau meneruskan perjalanan pernikahan kami. Dengan sungguh-sungguh suami meminta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi. Apakah karena kebodohan saya yang terlalu mencintainya, saya memaafkan dan luluh kembali.
Saya sangat rindu masa-masa sulit dulu, saat dia merangkul dan mencium saya. Bahkan dia selalu memeluk seraya memberi asa dan harapan untuk menggapai cita-cita rumah tangga kami. Suami yang dulu pemalu, bukan dia lagi. Saya masih menangkis kecurigaan saya, sampai suatu ketika pada bulan Mei semua terbongkar. Suami mempunyai hubungan dengan pelayan cafe karaoke tempat minum-minum dan telah berhubungan jauh. Setiap minggu selalu menginap di vila. Hancur hati saya, remuk, saya meminta dia meninggalkan saya dan anak-anak saya.
Peristiwa ini terjadi pada awal Ramadan tahun ini, di mana pernikahan kami selangkah lagi menuju 11 tahun. Saya tidak mau meneruskan perjalanan pernikahan kami. Dengan sungguh-sungguh suami meminta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi. Apakah karena kebodohan saya yang terlalu mencintainya, saya memaafkan dan luluh kembali.
Kesempatan Yang Disia-Siakan Suami
Namun ternyata, suami masih menemui wanita itu, dan kali ini benar-benar tidak bisa di maafkan. Saya sudah bulat ingin semuanya berakhir, dan lagi-lagi suami meminta maaf, tapi saya sudah tidak bergeming. Hal lain terjadi, ibu mertua yang sangat saya sayangi menangis sampai sujud di kaki saya, meminta saya memaafkan dan memberi satu kesempatan lagi untuk anaknya. Di situ pergulatan batin saya antara memilih hati dan perasaan; atau keluarga besar saya yang masih berharap banyak kepada saya.
Pada akhirnya saya memilih untuk memaafkan dan memberinya satu kesempatan. Tapi ternyata semua tidak mengubah suatu keadaan. Cinta, kasih sayang dan kesabaran saya ternyata tidak ada artinya bagi suami. Harta tahta telah membutakan hatinya, ketika saya telah benar-benar luluh dan memaafkannya, dia pergi meninggalkan saya, anak-anak dan keluarga tanpa pamit, tanpa kabar. Sekarang saya tidak tahu di mana dia.
Mungkin ini jawaban dari istikhorohku selama ini, memperjuangkan sesuatu yang tidak pantas diperjuangkan, yang tak pernah dihargai, membuang sia-sia waktu mencarinya, sedangkan dia tak sekalipun peduli terhadap kekhawatiran saya dan anak-anak. Awalnya sakit, tapi ini mungkin jalan yang harus saya tempuh. Allah telah menunjukkan jalan apa yang harus saya ambil, karena saya selalu tidak bisa mengambil sikap. Mungkin dengan cara ini, Allah memberi petunjuk bagi saya. Dengan cobaan ini, saya berusaha menjadi muslim yang taat.
Semoga Ramadan ini menjadi berkah bagi saya dan anak-anak. Semoga suami hamba diberi hidayah, terbuka mata hati dan pikiran kembali kepada kami dan keluarganya. Meski semua menyakitkan saya alami, saya benar-benar menyayanginya.
Amin ya robbal a'lamin
Pada akhirnya saya memilih untuk memaafkan dan memberinya satu kesempatan. Tapi ternyata semua tidak mengubah suatu keadaan. Cinta, kasih sayang dan kesabaran saya ternyata tidak ada artinya bagi suami. Harta tahta telah membutakan hatinya, ketika saya telah benar-benar luluh dan memaafkannya, dia pergi meninggalkan saya, anak-anak dan keluarga tanpa pamit, tanpa kabar. Sekarang saya tidak tahu di mana dia.
Mungkin ini jawaban dari istikhorohku selama ini, memperjuangkan sesuatu yang tidak pantas diperjuangkan, yang tak pernah dihargai, membuang sia-sia waktu mencarinya, sedangkan dia tak sekalipun peduli terhadap kekhawatiran saya dan anak-anak. Awalnya sakit, tapi ini mungkin jalan yang harus saya tempuh. Allah telah menunjukkan jalan apa yang harus saya ambil, karena saya selalu tidak bisa mengambil sikap. Mungkin dengan cara ini, Allah memberi petunjuk bagi saya. Dengan cobaan ini, saya berusaha menjadi muslim yang taat.
Semoga Ramadan ini menjadi berkah bagi saya dan anak-anak. Semoga suami hamba diberi hidayah, terbuka mata hati dan pikiran kembali kepada kami dan keluarganya. Meski semua menyakitkan saya alami, saya benar-benar menyayanginya.
Amin ya robbal a'lamin
Baca kisah ini dijamin kamu meneteskan air mata.."Kesabaran Seorang Istri Setelah Suami Berkali-Kali Selingkuh" Jangan lupa share agar semua bisa memetik hikmah dari kisah ini !
4/
5
Oleh
Kepo